Adab Makan dan Minum dalam Islam yang Penting Diketahui
Contents
Islam merupakan agama yang indah dan senantiasa menganjurkan untuk berhias dengan adab-adab yang indah dan mulia. Tidak heran jika di dalam Al-Quran dan sunnah terdapat banyak bimbingan terhadap adab-adab yang indah dan mulia tersebut.
Dari sekian banyak adab-adab yang indah tersebut, terdapat adab makan dan minum yang penting untuk diketahui. Sebab dengan mengetahuinya, kita bisa mengamalkan adab-adab tersebut ketika makan. Adab-adab tersebutlah yang membedakan tata cara makan kita dari tata cara makan orang-orang kafir.
Inilah Adab-adab Makan dan Minum yang Perlu Diketahui
Jika Anda penasaran ingin mengetahui apa sajakah adab-adab tersebut, di bawah ini akan saya sebutkan beberapa adab makan dan minum yang dianjurkan dalam islam beserta dalil-dalilnya :
1. Mengucapkan Basmalah
Dianjurkan di dalam islam untuk membaca basmalah ketika hendak makan dan minum. Ini termasuk salah satu adab makan dan minum yang perlu diperhatikan. Sebab, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pernah menganjurkan hal tersebut kepada Umar bin Abi Salamah Radhiallahu Anhu. Dalilnya sebagai berikut :
عن عمرَ بن أبي سلمةَ رضي الله عنه يقولَ: «كُنْتُ غُلَامًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : «يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Dari Umar bin Abi Salamah Radhiallahu Anhu, dia berkata ‘Dahulu saya masih kecil ketika berada di pangkuan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ketika itu tanganku ke sana ke mari di nampan (berisi makanan). Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda ‘Wahai anak, ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari makanan yang terdekat darimu’.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari [5376] dan Muslim [2022]).
Berdasarkan hadits di atas, disyariatkan untuk membaca basmalah ketika hendak makan dan makan. Demikian disyariatkan untuk makan menggunakan tangan kanan dan makan dari makanan yang paling dekat dari jangkauan.
Jika kebetulan menu yang hendak kita ambil jauh dari jangkauan, jangan langsung mencondongkan badan agar bisa menjangkau menu atau makanan tersebut. Sebab, hal tersebut bertentangan dengan adab makan dan minum berdasarkan hadits di atas.
Lantas apa yang harus dilakukan? Cukup dengan meminta kepada orang yang terdekat dari makanan tersebut untuk mengambilkan dan mendekatkannya ke jangkauan tangan kita. Setelah itu, barulah kita memakan makanannya.
Adapun ucapan basmalah, maka yang dimaksud dengannya adalah lafazh ‘bismillah’ saja, bukan ‘bismillahirrahmanirrahiim’. Boleh saja membaca ‘bismillahirrahmanirrahiim’, namun ucapan ‘bismillah’ saja yang paling sesuai dengan sunnah.
Untuk lebih jelasnya, simak ucapan Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah di bawah ini :
المراد بالتسمية على الطعام قول: «بسم الله»، في ابتداء الأكل، وأصـرح ما ورد في صفة التسمية ما أخرجه أبو داود، والترمذي من طريق أم كلثوم عن عائشة رضي الله عنها مرفوعاً: «إذَا أكَلَ أحَدُكُم فَلْيَذْكُرِ اسْمَ الله، فإنْ نَسـي أنْ يَذْكُرَ اسْمَ الله في أوَّلِهِ، فَلْيَقُلْ: بِسْمِ الله أوَّلَهُ وَآخِرَهُ»
“Yang diinginkan dengan basmalah ketika makan adalah ucapan ‘bismillah’ ketika hendak makan. Lebih jelas lagi terkait sifat bacaan basmalah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan At-Tirmidzi dari jalan Ummu Kultsum, dari Aisyah Radhiallahu Anha secara marfu (bersambung kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam) ‘Jika salah seorang diantara kalian mau makan, maka hendaknya dia menyebut nama Allah (bismillah). Jika dia lupa menyebut nama Allah pada awalnya, maka hendaknya dia membaca ‘bismillaah fi awwaalihi wa aakhirihi (dengan menyebut nama Allah pada awalnya dan akhirnya)’.” (Disebutkan Al-Hafizh dalam Kitab Fathul Bari, penjelasan hadits 5376].
2. Makan dari Makanan yang Terdekat
Hadits Umar bin Abi Salamah Radhiallahu Anhu di atas juga menunjukkan kepada kita bahwa yang dianjurkan ketika makan adalah makan dari makanan yang terdekat dari jangkauan. Ini termasuk adab makan dan minum yang dilalaikan oleh banyak orang di masa sekarang ini.
Terkait dengan adab makan dan minum yang satu ini, Al-Imam An-Nawawi Rahimahullah menjelaskan sebagai berikut :
والثالثة: الأكل مما يليه؛ لأنَّ أكله من موضع يد صاحبه سوء عشـرة، وترك مروءة، فقد يتقذره صاحبه، لاسـيما في الأمراق وشبهها
“Yang ketiga adalah makan dari makanan yang terdekat. Sebab, makan dari tempat (jangkauan) tangan temannya merupakan pergaulan yang jelek dan meninggalkan muru’ah (tidak menjaga wibawa). Bahkan, terkadang dia mengotori temannya, terutama ketika makanan tersebut berupa makanan berkuah dan semisalnya.” (Syarh An-Nawawi, penjelasan hadits no.2022).
3. Membaca Doa Tatkala Lupa Membaca Bismillah di Awal
Ketika Anda lupa membaca bismillah di awal mau makan dan baru teringat di pertengahan makan, apa yang harus dilakukan? Jawabannya adalah membaca doa yang disyariatkan dalam hal ini. Lafazh doa tersebut adalah ‘bismillaah fi awwaalihi wa aakhirihi (dengan menyebut nama Allah pada awalnya dan akhirnya)’.
Dalil yang menunjukkan disyariatkannya membaca doa di atas ketika teringat di pertengahan makanan kalau belum baca bismillah di awal makan adalah hadits Aisyah Radhiallahu Anha yang telah disebutkan di atas sebelumnya. Haditsnya diriwayatkan oleh Abu Daud [3767] dan At-Tirmidzi [1858], dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah dalam Shahih Al-Jami’ (1/282).
4. Mengambil Makanan yang Terjatuh
Terkadang ketika makan, ada sebagian makanan yang terjatuh di lantai atau meja makan. Ketika itu terjadi, disyariatkan untuk memungutnya. Selama makanan tersebut bisa dibersihkan dan tidak terjatuh di tempat yang kotor sekali bahkan bernajis atau tidak jatuh di tempat-tempat yang berbahaya, maka disyariatkan untuk dipungut dan dibersihkan, lalu dimakan.
Terkait dengan hal ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda :
إِنَّ الشـيطَانَ يَحْضـر أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُلِّ شـيءٍ مِنْ شَأْنِهِ، حَتَّى يَحْضـرهُ عِنْدَ طَعَامِهِ، فَإِذَا سَقَطَتْ مِنْ أَحَدِكُمُ اللُّقْمَةُ فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أَذَىً، ثُمَّ لْيَأْكُلْهَا، وَلاَ يَدَعْهَا لِلشـيطَانِ، فَإِذَا فَرَغَ فَلْيَلْعَقْ أَصَابِعَهُ، فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِي فِي أَيِّ طَعَامِهِ تَكُونُ الْبَرَكَةُ
“Sesungguhnya setan hadir kepada salah seorang di antara kalian pada setiap keadaan dari keadaan-keadaannya. Sampai-sampai setan hadir ketika dia sedang makan. Maka jika makanan salah seorang di antara kalian terjatuh, hendaknya dia membersihkan kotoran yang menimpanya, lalu memakannya, dan jangan menyisakan untuk setan. Maka jika dia telah selesai (makan), hendaknya dia menjilati jari-jarinya. Sebab, dia tidak tahu di makanan yang manakah terdapat berkahnya.” (Diriwayatkan oleh Muslim [2021]).
5. Menjilati Jari-jari Setelah Makan
Selain adab-adab makan dan minum yang disebutkan di atas, tentu saja masih ada beberapa adab lainnya. Di antaranya adalah menjilati jari-jari setelah selesai makan. Dalil akan hal ini adalah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
وَلاَ يَمْسَحْ يَدَهُ بِالْمِنْدِيلِ حَتَّى يَلْعَقَ أَصَابِعَهُ، فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِي فِي أَيِّ طَعَامِهِ الْبَرَكَةُ
“Janganlah dia mengusap tangannya dengan sapu tangan sampai dia menjilati jari-jarinya. Sebab, dia tidak tahu di makanan yang manakah terdapat berkahnya’.” (Diriwayatkan oleh Muslim [2033]).
Selain 5 adab makan dan minum yang disebutkan di atas, tentu saja masih banyak adab-adab lainnya yang tidak sempat kami uraikan di sini. Sebut saja di antaranya adalah tidak bersandar ketika makan, makan dengan tiga jari untuk makanan yang bisa diambil dengan tiga jari seperti kurma, dan adab-adab lainnya.
Baca Juga : Nasehat dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Bolehkah Makan Menggunakan Sendok?
Perlu diketahui bahwa yang asal adalah makan menggunakan jari-jari. Dalil hal ini adalah hadits berikut :
كَانَ رَسُولُ اللّهِ صلي الله عليه وسلم يَأْكُلُ بِثَلاَثِ أَصَابِعَ
“Dahulu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam makan menggunakan tiga jari…” (Diriwayatkan oleh Muslim [2032]).
Asy-Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullah menjelaskan dalam kitabnya Syarh Riyadhus Sholihin (2/1069) yang maknanya bahwa makan dengan tiga jari (jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari) berlaku bagi makanan yang memang bisa menggunakan tiga jari. Perbuatan ini menunjukkan sifat tawadhu’ dan tidak rakus .
Namun jika makanannya mesti menggunakan lebih dari tiga jari, seperti ketika makan nasi, maka hal tersebut diperbolehkan.
Tapi apakah boleh makan menggunakan sendok meskipun bisa makan menggunakan jari? Jawabannya boleh dan ini tidaklah bertentangan dengan adab makan dan minum. Meskipun tentu saja yang lebih sesuai dengan sunnah adalah makan dengan jari-jari.
Bolehnya makan dan minum telah difatwakan sejumlah para ulama, di antaranya adalah Asy-Syaikh Bin Baz, Asy-Syaikh Al-Albani, dan Asy-Syaikh Al-Utsaimin Rahimahumullah, serta yang lainnya.
Tinggalkan Balasan